Menulis merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam pembelajaran ataupun dalam aktivitas sehari-hari. Dysgraphia adalah gangguan yang dialami oleh individu yang mengalami kesulitan untuk mengekspresikan sesuatu dalam menghasilkan tulisan yang terbaca, teratur, dan konsisten. Disgrafia tidak selalu terkait dengan kurangnya kecerdasan dari individu, tetapi biasanya merupakan masalah dalam sistem otak yang mengontrol penulisan.
Beberapa anak tidak mengalami fase perkembangan yang sesuai dengan usianya, misalnya saja masih banyak dapat ditemukan anak-anak yang kurang dalam koordinasi motoriknya. Anak-anak dengan kemampuan motorik yang rendah tersebut biasanya memiliki kecenderungan untuk mudah merasa canggung saat memegang alat tulis, seperti pensil, pena, dan sejenisnya, menghindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi motorik, dan cepat lelah saat menggunakan jari-jemarinya. Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian khusus dan perlu diberikan intervensi dengan segera, karena dikhawatirkan dapat membuat anak semakin takut untuk menulis atau bahkan melakukan aktivitas yang membutuhkan koordinasi lainnya. Hal ini juga dapat memicu munculnya Dysgraphia pada anak-anak.
Lalu apakah ada solusi untuk permasalahan disgrafia? Tentunya ada. Terdapat banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menangani masalah Dysgraphia pada anak-anak. Tim Abjadpedia melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat mencoba menyelesaikan permasalahan kesulitan menulis pada anak-anak dengan membiasakan dan melatih koordinasi motorik agar anak memiliki tangan yang lebih kuat dan dapat terbiasa untuk menggerakkan ataupun mengkoordinasikan tangannya untuk menulis.
Tim PKM-PM yang berasal dari Unesa ini berupaya menemukan media yang bisa mewadahi ide yang telah ditemukan untuk menyelesaikan permasalahan kesulitan menulis tersebut. Tim ini memberi nama media temuannya dengan nama Abjadpedia, yaitu sebuah media yang menggunakan bahan semi bekas yang dibentuk menjadi huruf abjad. Penggunakan media Abjadpedia sendiri mengambil konsep permainan labirin anak-anak. Tim ini percaya bahwa media yang diciptakan mampu untuk melatih motorik anak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Selama proses pengabdian, tim melihat bahwa anak-anak merespon dengan baik media Abjadpedia. Bahkan, sebagian besar dari anak-anak tersebut tidak sabar untuk melakukan pertemuan selanjutnya untuk kembali belajar. Hal ini juga disebabkan karena metode pembelajaran yang diberikan seperti memberikan nuansa bermain pada anak. Sehingga selama proses pembelajaran, anak-anak tidak ketakutan untuk mencoba menggunakan media Abjadpedia.
Dengan media Abjadpedia, tim Abjadpedia berharap bahwa ia mampu menyelesaikan maslaah yang ada di sekitar saja, tetapi juga dapat menjangkau lebih luas lagi dengan pengembangan media Abjadpedia yang akan semakin baik nantinya. Akhir kata, tagline dari tim Abjadpedia ialah “Menulis Tanpa Batasan”