Pemotongan tumpeng menjadi penanda resmi deklarasi Paguyuban Pedagang Lesehan di depan Pasar Mojoagung, Jombang, Kamis (14/9/2023). Acara ini mengumpulkan ratusan peserta, termasuk Bupati Jombang, Mundjidah Wahab.
Tokoh utama di Jombang ini memulai ritual pemotongan tumpeng, melambangkan persatuan, dan menganugerahkan kepada pengurus paguyuban. Sorak-sorai hangat pun terdengar sebagai dukungan. Bupati Jombang menyampaikan selamat serta harapannya agar para pedagang tetap menjaga perdamaian.
Para tamu undangan yang hadir tidak hanya berasal dari Paguyuban Pedagang Lesehan di depan Pasar Mojoagung, tetapi juga dari berbagai paguyuban lain, seperti Paguyuban PKL Flyover Peterongan, Paguyuban PKL Bambu Runcing Mojoagung, dan Paguyuban PKL RSUD Jombang. Semua ini merupakan bagian dari Serikat Pedagang Kaki Lima Jombang (Spekal), dengan Djoko Fatah Rochim sebagai Ketuanya.
“Hari ini menjadi awal bangkitnya pedagang lesehan di depan Pasar Mojoagung dengan pembentukan paguyuban,” ujar Fatah.
Dia menyoroti dampak parah pandemi COVID-19 terhadap para pedagang, yang menyebabkan penurunan tajam pendapatan mereka, sementara biaya hidup terus meningkat. Jumlah pedagang ini melebihi 100, dan Fatah berharap agar pihak berwenang tidak menambah jumlah pedagang di depan pasar.
Bupati Jombang Mundjidah Wahab juga mengungkapkan pemikiran serupa. Dia mengapresiasi deklarasi Paguyuban Pedagang Lesehan di depan Pasar Mojoagung dan mendorong para pedagang untuk menjaga perdamaian, terutama di tengah situasi politik saat ini. “Perbedaan pilihan adalah hal yang wajar, namun mari tetap menjadi komunitas yang erat bersatu,” tegasnya.
Selama acara tersebut, Mundjidah juga mengucapkan selamat tinggal kepada para pedagang, sebab dia tidak akan lagi menjabat sebagai bupati setelah tanggal 24 September 2023. Dia meminta maaf jika ada kesalahan selama masa jabatannya.
Ketua Spekal Jombang, Djoko Fatah menambahkan bahwa paguyuban pedagang ini dipimpin oleh Suradi. Menurutnya, anggota-anggota sengaja memilih paguyuban sebagai struktur organisasi mereka karena sifatnya yang seperti keluarga. Dengan cara ini, anggota memiliki ikatan sosial dan emosional yang kuat, mirip seperti dalam sebuah keluarga.
“Kehadiran paguyuban menjadi wadah bagi anggotanya untuk berbagi pengalaman, saling membantu, dan memberikan dukungan satu sama lain, yang pada akhirnya menciptakan kekuatan bersama,” tutup Djoko Fatah.
sc : https://beritajatim.com/peristiwa/potong-tumpeng-tandai-deklarasi-paguyuban-pedagang-lesehan-di-pasar-mojoagung-jombang/